Tampilkan postingan dengan label Artikel islami. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Artikel islami. Tampilkan semua postingan

Jumat, 17 Maret 2017

ARTI DARI KATA RAHIMAHULLAH, HAFIZHAHULLAH, GHAFARAHULLAH...

• Arti Rahimahullah

Teks arab: رَحِمَهُ اللهُ

Arti: Semoga Allah merahmatinya.

Penggunaan: Biasanya ditujukan untuk seorang Muslim yang telah wafat, dan semasa hidupnya yang bersangkutan dikenal memiliki jalan yang lurus.

Keterangan:

Ungkapan lain yang semakna:

Penggunaan istilah ini lebih tepat dibandingkan istilah “almarhum”. Almarhum (اَلْمَرْحُوْمُ) artinya “Yang dirahmati”; padahal belum tentu orang yang meninggal itu adalah orang yang lurus jalannya semasa hidup. Rahimahullah adalah bentuk doa, jadi bukan seperti “almarhum” yang merupakan julukan/gelar, bahwa yang bersangkutan memang benar-benar sudah dirahmati.

Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia disebutkan makna almarhum: yang dirahmati Allah, sebutan kepada orang Islam yang telah meninggal. Jika ditujukan untuk menyebutkan mendiang orang Islam, insyaallah istilah “almarhum” bisa digunakan. Namun jangan sampai diyakini, bahwa setiap orang Muslim yang meninggal pasti mendapat rahmat berupa nikmat kubur.

• Arti Hafizhahullah

Teks arab: حَفِظَهُ اللهُ

Arti: Semoga Allah menjaganya.

Penggunaan: Biasanya ditujukan untuk seorang Muslim yang masih hidup, dan jalan hidupnya lurus.
Keterangan Contoh:

Ditujukan untuk ulama atau ustadz yang masih hidup.
Ditujukan untuk orang tua kita yang masih hidup (dan beliau Muslim).
Ditujukan untuk orang yang memiliki andil dalam dakwah Islam, misalnya: panitia kajian.
Ungkapan lain yang semakna: Allahu yahfazhuhu (اللهُ يَحْفَظُهُ)

• Arti Ghafarahullah

Teks arab: غَفَرَهُ اللهُ

Arti: Semoga Allah mengampuninya

Penggunaan: Biasanya ditujukan untuk seorang Muslim yang telah meninggal dan semasa hidupnya dia melakukan dosa yang diketahui banyak orang.

Contoh:
Perampok, pencuri, atau orang yang dianggap berilmu dalam bidang agama, namun pernah menyebarkan ilmu yang fatal kesalahannya (misalnya: ulama yang semasa hidupnya pernah memfatwakan bahwa suatu hal halal padahal sudah jelas-jelas haram).

Ini berlaku baik yang bersangkutan sudah bertaubat sebelum meninggal atau pun tidak.
Ungkapan lain yang semakna:
Ghafarallahu lahu (غَفَرَ اللهُ لَهُ)
Allahu yaghfiruhu (اللهُ يَغْفِرُهُ)

• Arti La’anahullah

Teks arab:  لَعَنَهُ اللهُ

Arti: Semoga Allah melaknatnya.

Penggunaan: Biasanya ditujukan untuk orang yang masih hidup, melakukan keburukan atau kezaliman yang besar terhadap orang lain, belum juga bertaubat, dan cenderung merasa perbuatannya itu tidak salah. 

Contoh: Penjajah

Ungkapan lain yang semakna: Allahu yal’anuhu (اللهُ يَلْعَنُهُ)

• Arti Waffaqahullah

Teks arab: وَفَّقَهُ اللهُ

Arti: Semoga Allah memberinya petunjuk.

Penggunaan: Ditujukan bagi seorang Muslim yang masih hidup dan diharapkan agar Allah memberinya petunjuk dalam menjalani aktivitas kehidupannya.

Contoh:
Ditujukan kepada anak, agar ia bisa mengerjakan soal ujian dengan lancar.
Ditujukan oleh seorang istri kepada suaminya, agar urusan pekerjaan suaminya lancar.

• Arti Hadahullah

Teks arab: هَدَاهُ اللهُ

Arti: Semoga Allah memberinya hidayah taufik.
Penggunaan: Ditujukan bagi orang yang masih hidup, baik dia Muslim atau bukan, namun berbuat kesalahan, dan diharapkan agar ia bertaubat serta kembali ke jalan yang lurus sebelum ia meninggal.
Contoh:
Tokoh-tokoh kesesatan yang masih hidup, seperti penganut paham liberal, sekuler, LGBT (Lesbian-Gay-Biseksual-Transgender). Pelaku maksiat, seperti pemusik, fotomodel, dan model catwalk (peragawati).

• Arti Barakallahu fikum

Teks arab: بَارَكَ اللهُ فيْكُمْ

Arti: Semoga Allah melimpahkan berkah kepada kalian.
Penggunaan: Diucapkan sebagai doa kepada sesama Muslim, agar yang bersangkutan dilimpahi berkah oleh Allah
.
Ungkapan lain yang semakna: Allahu yubariku fikum (الله يبارك فيكم)
• Arti Jazakallahu khayran

Teks arab: جَزَاكَ اللهُ خَيْرًا

Arti: Semoga Allah membalas Anda dengan kebaikan.

Penggunaan: Diucapkan kepada sesama Muslim yang berbuat baik kepada kita.
Keterangan: Doa ini insya Allah lebih utama dibandingkan sekadar ucapan “terima kasih”, karena dalam ucapan “terima kasih” tidak terkandung doa.

Ungkapan lain yang semakna: Allahu yujzika khayran (الله يجزيك خيرا).

***

Penulis: Athirah Mustadjab Ummu Asiyah

Selasa, 17 Mei 2016

KISAH PALSU DETIK-DETIK KEMATIAN RASULULLAH SHALALLAHU ALAIHI WASALLAM

Kisah palsu detik-detik wafatnya Rasulullah shalallahu alaihi wasallam sangat menjamur kita dapati dalam buku-buku cerita islami, blog-blog islami bahkan di youtube dan tak jarang dai-dai membawakannya dalam khutbatnya.

Pada kisah palsu ini tampak sekali bahwa KEHADIRAN UMMUL M'MININ Aisyah Radhiyallaahu anhuma DIHILANGKAN ....

Berikut ini adalah kisah palsu tersebut :

" .... Matahari kian tinggi, tapi pintu rumah Rasulullah masih tertutup. Sedang di dalamnya, Rasulullah sedang terbaring lemah dengan keningnya yang berkeringat dan membasahi pelepah kurma yang menjadi alas tidurnya.

Tiba-tiba dari luar pintu terdengar seorang yang berseru mengucapkan salam.“Bolehkah saya masuk?” tanyanya. Tapi Fatimah tidak mengizinkannya masuk,“Maafkanlah, ayahku sedang demam,” kata Fatimah yang membalikkan badan dan menutup pintu.

Kemudian ia kembali menemani ayahnya yang ternyata sudah membuka mata dan bertanya pada Fatimah, “Siapakah itu wahai anakku?”
“Tak tahulah ayahku, orang sepertinya baru sekali ini aku melihatnya,” tutur Fatimah lembut. Lalu, Rasulullah menatap puterinya itu dengan pandangan yang menggetarkan. Seolah-olah bahagian demi bahagian wajah anaknya itu hendak dikenang.

“Ketahuilah, dialah yang menghapuskan kenikmatan sementara, dialah yang memisahkan pertemuan di dunia. Dialah malaikatul maut,” kata Rasulullah, Fatimah pun menahan ledakkan tangisnya.

Malaikat maut datang menghampiri, tapi Rasulullah menanyakan kenapa Jibril tidak ikut sama menyertainya. Kemudian dipanggilah Jibril yang sebelumnya sudah bersiap di atas langit dunia menyambut ruh kekasih Allah dan penghulu dunia ini.

“Jibril, jelaskan apa hakku nanti di hadapan Allah?” Tanya Rasululllah dengan suara yang amat lemah. “Pintu-pintu langit telah terbuka, para malaikat telah menanti ruhmu. Semua syurga terbuka lebar menanti kedatanganmu,” kata Jibril.

Tapi itu ternyata tidak membuatkan Rasulullah lega, matanya masih penuh kecemasan.
“Engkau tidak senang mendengar khabar ini?” Tanya Jibril lagi. “Khabarkan kepadaku bagaimana nasib umatku kelak?”
“Jangan khuatir, wahai Rasul Allah, aku pernah mendengar Allah berfirman kepadaku: ‘Ku haramkan syurga bagi siapa saja, kecuali umat Muhammad telah berada di dalamnya,” kata Jibril.

Detik-detik semakin dekat, saatnya Izrail melakukan tugas. Perlahan ruh Rasulullah ditarik. Nampak seluruh tubuh Rasulullah bersimbah peluh,urat-urat lehernya menegang. “Jibril, betapa sakit sakaratul maut ini.

Perlahan Rasulullah mengaduh (?). Fatimah terpejam, Ali yang disampingnya menunduk semakin dalam dan Jibril memalingkan muka. “Jijikkah kau melihatku,hingga kau palingkan wajahmu Jibril?” Tanya Rasulullah pada Malaikat pengantar wahyu itu.
“Siapakah yang sanggup, melihat kekasih Allah direnggut ajal,” kata Jibril.

Sebentar kemudian terdengar Rasulullah memekik (?), kerana sakit yang tidak tertahankan lagi. “Ya Allah, dahsyat nian maut ini,timpakan saja semua siksa maut ini kepadaku, jangan pada umatku. “Badan Rasulullah mulai dingin , kaki dan dadanya sudah tidak bergerak lagi.
Bibirnya bergetar seakan hendak membisikkan sesuatu, Ali segera mendekatkan telinganya “Uushiikum bis shalati, wa maa malakat aimanuku”, peliharalah shalat dan peliharalah orang-orang lemah di antaramu.” Di luar pintu tangis mulai terdengar bersahutan, sahabat saling berpelukan.

Fatimah menutupkan tangan di wajahnya, dan Ali kembali mendekatkan telinganya kebibir Rasulullah yang mulai kebiruan.”Ummatii, ummatii, ummatiii” (“Umatku, umatku, umatku”) ..., Dan berakhirlah hidup manusia mulia yang memberi sinaran itu.

Kini, mampukah kita mencintai sepertinya? Allahumma sholli ‘ala Muhammad wa baarik wa salim ‘alaihi. Betapa cintanya Rasulullah kepada kita.

NOTE : Kisah ini tidak ada asal usulnya sama sekali, di curigai ini adalah karangan syiah demi membangun syubhat-syubhat akidah dustanya. ________________________________________________________

ADAPUN KISAH WAFATNYA RASULULLAH SHALALLAHU ALAIHI WASALLAM YANG SAHIH ADALAH :

Bismillaah ..
Sekitar tiga bulan sepulang menunaikan haji wada’, beliau shallallaahu ’alaihi wasallam menderita sakit yang cukup serius.[1]

Beliau pertama kali mengeluhkan sakitnya di rumah Ummul-Mukminin Maimunah radliyallaahu ’anhaa[2]. Beliau sakit selama 10 hari,[3] dan akhirnya wafat pada hari Senin tanggal 12 Rabi’ul-Awwal[4] pada usia 63 tahun.[5]

Dan telah shahih (satu riwayat yang menyatakan) bahwa sakit beliau tersebut telah dirasakan semenjak tahun ketujuh pasca penaklukan Khaibar, yaitu setelah beliau mencicipi sepotong daging panggang yang telah dibubuhi racun yang disuguhkan oleh istri Sallaam bin Masykam Al-Yahudiyyah. Walaupun beliau sudah memuntahkannya dan tidak sampai menelannya, namun pengaruh racun tersebut masih tersisa.[6]

Beliau shallallaahu ’alaihi wasallam meminta ijin kepada istri-istrinya agar diperbolehkan untuk dirawat di rumah ’Aisyah Ummul-Mukminiin.[7] Ia (’Aisyah) mengusap-usapkankan tangan beliau pada badan beliau sambil membacakan surat Al-Mu’awwidzatain (Al-Falaq dan An-Naas).[8].

Ketika beliau shallallaahu ’alaihi wasallam dalam keadaan kritis, beliau berkata kepada para shahabat :

هلموا أكتب لكم كتابًَا لا تضلوا بعده

”Kemarilah, aku ingin menulis untuk kalian yang dengan itu kalian tidak akan tersesat setelahnya”.

Terjadi perselisihan di antara mereka. Sebagian berkeinginan memberikan alat-alat tulis (sebagaimana permintaan beliau), sebagian yang lain tidak setuju karena khawatir hal itu justru akan memberatkan beliau. Belakangan menjadi jelas bahwa perintah untuk menghadirkan alat tulis itu bukan merupakan hal yang wajib, namun merupakan sebuah pilihan.

Ketika mendengar ’Umar bin Al-Khaththab radliyallaahu ’anhu mengatakan : (حسبنا كتاب الله) ”Kami telah cukup dengan Kitabullah”; maka beliau tidak mengulangi permintaannya tersebut. Seandainya hal itu merupakan satu kewajiban, tentu beliau akan menyampaikannya dalam bentuk pesan.

Sebagaimana pada saat itu beliau berpesan secara langsung kepada mereka agar mengeluarkan orang-orang musyrik dari Jazirah ’Arab dan agar memuliakan rombongan delegasi yang datang ke Madinah.[9]

Beliau shallallaahu ’alaihi wasallam memanggil Fathimah radliyallaahu ’anhaa yang kemudian membisikinya yang dengan itu kemudian Fathimah menangis. Beliau memanggil kembali dan membisikinya yang dengan itu kemudian Fathimah tersenyum.

Setelah wafat, Fathimah menjelaskan bahwa ia menangis karena dibisiki bahwa beliau akan wafat, dan ia tersenyum karena dibisiki bahwa ia merupakan anggota keluarganya yang pertama yang akan menyusul beliau.[10]

Dan salah satu tanda nubuwwah tersebut akhirnya terbukti.
Sakit yang beliau derita semakin bertambah berat sehingga beliau tidak sanggup keluar untuk shalat bersama para shahabat. Beliau shallallaahu ’alaihi wasallam bersabda :

مروا أبا بكر فليصل بالناس

”Suruhlah Abu Bakr agar shalat mengimami manusia”.
’Aisyah berusaha agar beliau shallallaahu ’alaihi wasallam menunjuk orang lain saja karena khawatir orang-orang akan berprasangka yang bukan-bukan kepada ayahnya (Abu Bakr). ’Aisyah berkata :

إن أبا بكر رجل رقيق ضعيف الصوت كثير البكاء إذا قرأ القرآن

”Sesungguhnya Abu Bakr itu seorang laki-laki yang fisiknya lemah, suaranya pelan, mudah menangis ketika membaca Al-Qur’an”.[11]

Namun beliau tetap bersikeras dengan perintahnya tersebut. Akhirnya Abu Bakr maju menjadi imam shalat bagi para shahabat.[12] Pada satu hari, Nabi shallallaahu ’alaihi wasallam keluar dengan dipapah oleh Ibnu ’Abbas dan ’Ali radliyallaahu ’anhuma untuk shalat bersama para shahabat, dan kemudian beliau berkhutbah. Beliau memuji-muji serta menjelaskan keutamaan Abu Bakr radliyallaahu ’anhu dalam khutbahnya tersebut dimana ia (Abu Bakr) disuruh memilih oleh Allah antara dunia dan kahirat, namun ia memilih akhirat.[13]

Khutbah terakhir yang beliau sampaikan tersebut adalah 5 hari sebelum wafat beliau. Beliau berkata di dalamnya :

إن عبدًا عرضت عليه الدنيا وزينتها فاختار الآخرة

”Sesungguhnya ada seorang hamba yang ditawari dunia dan perhiasannya, namun justru ia memilih akhirat”.

Abu Bakr paham bahwa yang dimaksud adalah dirinya. Ia pun menangis. Melihat hal tersebut, orang-orang merasa heran karena mereka tidak paham apa yang dirasakan oleh Abu Bakr.[14]

Rasulullah shallallaahu ’alaihi wasallam membuka tabir kamar ’Aisyah pada waktu shalat Shubuh, hari dimana beliau wafat, dan kemudian beliau memandang kepada para shahabat yang sedang berada pada shaf-shaf shalat. Kemudian beliau tersenyum dan tertawa kecil seakan-akan sedang berpamitan kepada mereka.

Para shahabat merasa sangat gembira dengan keluar beliau tersebut. Abu Bakr pun mundur karena mengira bahwa Rasulullah shallallaahu ’alaihi wasallam ingin shalat bersama mereka. Namun beliau memberikan isyarat kepada mereka dengan tangannya agar menyelesaikan shalat mereka.

Beliau kemudian kembali masuk kamar sambil menutup tabir.
Fathimah masuk menemui beliau shallallaahu ’alaihi wasallam dan berkata : ”Alangkah berat penderitaan ayah”. Maka beliau menjawab :
ليس على أبيك كرب بعد اليوم
”Setelah hari ini, tidak akan ada lagi penderitaan”.[15]

Usamah bin Zaid masuk, dan beliau memanggilnya dengan isyarat. Beliau sudah tidak sanggup lagi berbicara dikarenakan sakitnya yang semakin berat.[16]

Pada saat-saat menjelang ajal, beliau bersandar di dada ’Aisyah. ’Aisyah mengambil siwak pemberian dari saudaranya yang bernama ’Abdurrahman. Ia lalu menggigit siwak tersebut dengan giginya dan kemudian memberikannya kepada beliau shallallaahu ’alaihi wasallam. Beliaupun lantas bersiwak dengannya.[17]

Rasulullah shallallaahu ’alaihi wasallam kemudian memasukkan tangannya ke dalam bejana yang berisi air dan membasuh mukanya. Beliau pun bersabda :

لا إله إلا الله إن للموت سكرات

”Tidak ada tuhan yang berhak disembah selain Allah. Sesungguhnya pada setiap kematian itu ada saat-saat sekarat”.[18]

Dan ’Aisyah samar-samar masih sempat mendengar sabda beliau :
مع الذين أنعم الله عليهم
”Bersama orang-orang yang dikaruniai nikmat oleh Allah”.[19]

Lalu beliau pun berdoa :
اللهم في الرفيق الأعلى
”Ya Allah, pertemukan aku dengan Ar-Rafiiqul-A’laa (Allah)”.
’Aisyah mengetahui bahwasannya beliau pada saat itu disuruh memilih, dan beliau pun memilih Ar-Rafiiqul-A’laa (Allah).[20]
__________________________________________________
Foot Note

[1] [Al-Bidaayah wan-Nihaayah, 5/101].
[2] [Fathul-Baariy, 8/129].
[3] [Fathul-Baariy, 8/129].
[4] [Fathul-Baariy, 8/130].
[5] Shahih Al-Bukhari (Fathul-Baariy, 8/150).
[6] Shahih Al-Bukhari (Fathul-Baariy, 8/131).
[7] Shahih Al-Bukhari (Fathul-Baariy, 8/141)
[8] Shahih Al-Bukhari (Fathul-Baariy, 8/131).
[9] Shahih Al-Bukhari (Fathul-Baariy, 8/132).
[10] Shahih Al-Bukhari (Fathul-Baariy, 1/208).
[11] Siirah Ibni Hisyaam, 4/330 dengan sanad shahih
[12] Lihat Al-Bidaayah wan-Nihaayah oleh Ibnu Katsir, 5/232-233.
[13] Shahih Al-Bukhari (Fathul-Baariy 8/141).
[14] Musnad Ahmad (Fathur-Rabbaaniy, 21/222)
[15] Shahih Al-Bukhari (Fathul-Baariy, 8/149).
[16] Sirah Ibni Hisyaam, 4/329 dengan sanad shahih.
[17] Shahih Al-Bukhari (Fathul-Baariy, 8/139).
[18] Shahih Al-Bukhari (Fathul-Baariy, 8/144).
[19] Shahih Al-Bukhari (Fathul-Baariy, 8/136).
[20] Shahih Al-Bukhari (Fathul-Baariy, 8/136); dan Siirah Ibni Hisyaam, 4/329 dengan sanad shahih.

#Sumber Abul-Jauzaa.blogspot.com
Yusuf Abdi Alfarabi

Senin, 16 Mei 2016

Nasehat Jelang Ramadhan

Syaikh Muhammad bin Muhammad Mukhtar As-Syinqity hafidzahullah pernah d itanya:

“Wahai Syaikh.. Dengan amalan apa anda menasehati saya dalam rangka menyongsong datangnya musim ketaatan…?

Syaikh menjawab:

🏽"Sebaik-baik amalan yang dapat dilakukan dalam rangka menyongsong datangnya musim ketaatan adalah memperbanyak istighfar. Sebab dosa akan menghalangi seseorang dari taufiq Allah (untuk melaksanakan ketaatan).”

Tidaklah hati seorang hamba selalu beristighfar melainkan ia akan disucikan.

  1. Bila ia lemah, maka akan dikuatkan 
  2. Bila ia sakit, maka akan disembuhkan 
  3. Bila ia diuji, maka ujian itu akan diangkat darinya. 
  4. Bila ia kalut, maka akan diberi petunjuk 
  5. Dan bila ia galau, maka akan diberi ketenangan. 
Istighfar merupakan benteng pengaman yang tersisa untuk kita (dari adzab Allah) sepeninggal Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wasallam.

Ibnu Katsir rahimahullah, berkata:

“Barangsiapa yang menghiasi dirinya dengan amalan ini, yaitu memperbanyak istighfar, maka Allah akan mempermudah rezekinya, memudahkan urusannya dan menjaga kekuatan jiwa dan raganya”

Maka apa lagi yang kau tunggu …?

Perbanyaklah istighfar …

Ibnul Qayyim rahimahullah mengatakan,

“Bila engkau ingin berdo'a, sementara waktu begitu sempit, padahal di dalam dadamu dipenuhi oleh begitu banyak hajat (kebutuhan), maka jadikan seluruh isi do'amu berupa permohonan maaf kepada Allah. Karena bila Dia memaafkanmu, maka semua keperluanmu akan dipenuhi oleh-Nya tanpa engkau memintanya.”

Yaa Allah … Sesungguhnya engkau Maha pemaaf, mencintai kemaafan, maka ampunilah Aku

اللَّهُمَّ إِنَّكَ عَفُوٌّ تُحِبُّ الْعَفْوَ فَاعْفُ عَنِّى

“Allahumma innaka ‘afuwwun tuhibbul ‘afwa fa’fu 'anni”

 Diterjemahkan oleh Ustadz Aan Chandra Thalib, hafizhahullaah



catatan kecil menjelang Ramadhan_

AWAS PENCURI BULAN RAMADHAN

📺 *Televisi*

Ini merupakan pencuri yang berbahaya, yang bisa merusak puasa orang orang dan mengurangi pahala, seperti film sinetron dan iklan murahan.

🎡 *Pasar*

Ini juga merupakan pencuri spesial dalam menghabiskan uang dan waktu tanpa batas. Oleh karena itu tentukan belanjaanmu begitu pergi ke pasar.

🌑 *Begadang*

Pencuri yang mengambil waktu yang palimg berharga. Pencuri yang mengambil sholat tahajud dari seoramg hamba di sepertiga malam terakhir, dan mencuri kesempatan untuk istighfar serta taubat.

🍳 *Dapur*

Pencuri yang banyak mengambil waktu yang panjang untuk membuat beragam jenis masakan, berupa makanan dan minuman. Hampir-hampir semuanya tidaklah lewat di mulut, kecuali sejenak saja.

📱 *Handphone*

Sebagian orang hanya sekedar menjawab panggilan masuk. Bisa diserang dengan dosa berupa ghibah, namimah, dusta, memuji diri atau orang lain, membeberkan rahasai, berdebat tanpa ilmu, ikut campur urusan orang, dan sebagainya dari kesalahan-kesalaham mulut yang banyak yang juga merupakan majlis yang kosong dari dzikir.

💰 *Kikir*

Sedekah akan melindungimu dari neraka, dan sebaik-baik sedekah adalah di bulan Ramadhan; maka bersedekahlah secara terang-terangan atau sembunyi-sembunyi.

*Majelis yang kosong dari mengingat Allah*

Pencuri ini adalah yang mempersiapkan bagimu penyesalan di hari kiamat. Nabi shallaalhu alaihi wa sallam bersabda: "Tidaklah suatu kaum bermajelis, tidak mengingat Allah dan tidak juga bersholawat kepada Nabi mereka kecuali mereka meninggalkan penyesalan. Bila Allah mau maka Allah akan menyiksa mereka, kalau hendak Allah mengampuninya."

☝Adapun pencuri besar adalah *FACEBOOK* atau *WHATSAPP* apabila tidak digunakan dengan benar dalam kebaikan dalam menyambut tamu yang berharga ini (Ramadhan).

Aku wasiatkan diriku dan kelalaian untuk bersiap siap menyambut bulan mulia ini : kalaulah Anda mendapatinya pada tahun ini, maka belum tentu Anda dapatkan pada tahun yang akan datang. _Fastabiqul Khoirot_...

•┈┈┈┈●✿ஜ🌺🌻🌺🌻🌺ஜ✿●┈┈┈┈•

✒ Ustadz Zainal Abidin, Lc.


Kamis, 28 April 2016

Ayah..Engkau Lebih Berharga Dari Uang Itu..!

Oleh: Syaikh Mamduh Farhan al Buhairi Hafizhahullah

Salah satu da’i berkata, “Ada seorang laki-laki memiliki hutang, dan pada suatu hari datanglah kepadanya pemilik hutang, kemudian mengetuk pintunya. Selanjutnya salah seorang putranya membukakan pintu untuknya. Dengan tiba-tiba, orang itu mendorong masuk tanpa salam dan penghormatan, lalu memegang kerah baju pemilik rumah seraya berkata kepadanya, “Bertakwalah kepada Allah, bayar hutang-hutangmu, sungguh aku telah bersabar lebih dari seharusnya, kesabaranku sekarang telah habis, sekarang kamu lihat apa yang kulakukan terhadapmu hai laki-laki?!

Pada saat itulah sang anak ikut campur, sementara air mata mengalir dari kedua matanya saat dia melihat ayahandanya ada pada kondisi terhina seperti itu.

Dia berkata,”Berapa hutang yang harus di bayar ayahku?’

Dia menjawab,”Tujuh puluh ribu real.”

Berkata sang anak,”Lepaskan ayahku, tenanglah, bergembiralah, semua akan beres.”

Lalu masuklah sang anak kekamarnya, dimana dia telah mengumpulkan sejumlah uang yang bernilai 27 ribu Real dari gajinya untuk hari pernikahan yang tengah ditunggunya. Akan tetapi dia lebih mementingkan ayahanda dan hutangnya daripada membiarkan uang itu di lemari pakaiannya. Sang anak masuk ke ruangan lantas berkata kepada pemilik hutang, “Ini pembayaran dari hutang ayahku, nilainya 27 ribu Real, nanti akan datang rizki, dan akan kami lunasi sisanya segera dalam waktu dekat Insya Allah.”

Di saat itulah, sang ayah menangis dan meminta kepada lelaki itu untuk mengembalikan uang itu kepada putranya, karena ia membutuhkannya, dan dia tidak punya dosa dalam hal ini. Sang anak memaksa agar lelaki itu mengambil uangnya. Lalu melepas kepergian lelaki itu di pintu sambil meminta darinya agar tidak menagih ayahnya, dan hendaknya dia meminta sisa hutang itu kepadanya secara pribadi.

Kemudian sang anak mendatangi ayahnya, mencium keningnya seraya berkata, “Ayah, kedudukan ayah lebih besar dari uang itu, segala sesuatu akan diganti jika Allah azza wa jalla memanjangkan usia kita, dan menganugerahi kita dengan kesehatan dan ‘afiyah. Saya tidak tahan melihat kejadian tadi, seandainya saya memiliki segala tanggungan yang wajib ayah bayar, pastilah saya akan membayarkan kepadanya, dan saya tidak mau melihat ada air mata yang jatuh dari kedua mata ayah di atas jenggot ayah yang suci ini.”

Lantas sang ayah pun memeluk putranya, sembari sesegukan karena tangisan haru, menciumnya seraya berkata, “Mudah-mudahan Allah meridhai dan memberikan taufiq kepadamu wahai anakku, serta merealisasikan segala cita-citamu.”

Pada hari berikutnya, saat sang anak sedang asyik melaksanakan tugas pekerjaannya, salah seorang sahabatnya yang sudah lama tidak dilihatnya datang menziarahinya. Setelah mengucapkan salam dan bertanya tentang keadaannya, sahabat tadi bertanya,

“Akhi (saudaraku), kemarin, salah seorang manajer perusahaan memintaku untuk mencarikan seorang laki-laki muslim, terpercaya lagi memiliki akhlak mulia yang juga memiliki kemampuan menjalankan usaha. Aku tidak menemukan seorang pun yang kukenal dengan kriteria-kriteria itu kecuali kamu. Maka apa pendapatmu jika kita pergi bersama untuk menemuinya sore ini?”

Maka berbinar-binarlah wajah sang anak dengan kebahagiaan, seraya berkata,

“Mudah-mudahan ini adalah do’a ayah, Allah azza wa jalla telah mengabulkannya.”

Maka dia pun banyak memuji Allah azza wa jalla. Pada waktu pertemuan di sore harinya, tidaklah manajer tersebut melihat kecuali dia merasa tenang dan sangat percaya kepadanya, dan berkata,

“Inilah laki-laki yang tengah kucari.”

Lalu dia bertanya kepada sang anak, “Berapa gajimu?”

Dia menjawab, “Mendekati 5 ribu Real.”

Dia berkata, “Pergi besok pagi, sampaikan surat pengunduran dirimu, gajimu 15 ribu Real, bonus 10% dari laba, dua kali gaji sebagai tempat dan mobil, dan enam bulan gaji akan di bayarkan untuk memperbaiki keadaanmu.”

Tidaklah pemuda itu mendengarnya, hingga dia menangis sambil berkata, “Bergembiralah wahai ayahku.”

Manajer pun bertanya kepadanya tentang sebab tangisannya. Maka pemuda itu pun menceritakan apa yang telah terjadi dua hari sebelumnya. Maka manajer itu pun memerintahkan untuk melunasi hutang-hutang ayahnya. Adalah hasil dari labanya pada tahun pertama, tidak kurang dari setengah milyar Real Berbakti kepada kedua orang tua adalah bagian dari ketaatan terbesar, dan bentuk taqarrub kepada Allah azza wa jalla yang teragung.

Dengan berbakti kepada keduanya rahmat-rahmat akan diturunkan, segala kesukaran akan disingkapkan. Dan Allah azza wa jalla telah mengaitkan antara berbakti kepada kedua orang tua dengan tauhid, Allah azza wa jalla berfirman: “Dan Tuhanmu telah memerintahkan supaya kamu jangan menyembah selain Dia dan hendaklah kamu berbuat baik pada ibu bapakmu dengan sebaik-baiknya. Jika salah seorang dari keduanya sampai berumur lanjut dalam pemeliharaanmu, maka sekali-kali janganlah kamu mengatakan kepada keduanya perkataan ‘ah’ dan janganlah kamu membentak mereka dan ucapkanlah kepada mereka perkataan yang mulia.” [QS. Al Israa’. 23]

Di dalam shahihahin, dari hadits Abdullah bin Mas’ud radhiyallahu ‘anhu dia berkata, “Aku pernah bertanya kepada Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam, “Amal mana yang paling dicintai oleh Allah?” Maka beliau menjawab, “Shalat pada waktunya.” Kukatakan lagi, “Kemudian apa?” Beliau menjawab, “Berbakti kepada kedua orang tua.” Kukatakan, “Kemudian apa?” Beliau menjawab, “Kemudian jihad di jalan Allah.” [HR.al Bukhari & Muslim]

Dari Umar radhiyallahu ‘anhu, dia berkata, “Aku mendengar Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda, “Akan datang atas kalian Uwais bin ‘Amir bersama dengan penduduk Yaman dari Murad kemudian dari Qorn. Dulu dia kena penyakit sopak, kemudian sembuh darinya kecuali selebar koin uang dirham. Dia punya seorang ibu yang dulu dia berbakti kepadanya. Seandainya dia bersumpah atas nama Allah, pastilah akan dipenuhiNya. Maka jika kamu mampu dia beristighfar untukmu, maka lakukanlah.” [HR. Muslim]

Ini pula Hiwah bin Syuraih, dia adalah salah seorang Imam kaum muslimin dan ulama yang terkenal. Dia duduk pada halaqohnya mengajar manusia. Berbagai thalib (penuntut ilmu) datang kepadanya dari segenap tempat untuk mendengar darinya. Maka suatu ketika ibunya berkata kepadanya, saat dia berada di tengah-tengah muridnya, “Berdirilah wahai Hiwah, beri makan ayam.” Maka dia pun berdiri dan meninggalkan kajian.

Ketahuilah wahai saudaraku yang tercinta, bahwasanya termasuk pintu-pintu sorga adalah Babul Walid (Pintu berbakti kepada orang tua). Maka janganlah kehilangan pintu tersebut, bersungguh-sungguhlah dalam menaati kedua orang tuamu. Demi Allah, baktimu terhadap keduanya termasuk diantara sebab-sebab kebahagiaanmu di dunia akhirat.

Aku memohon kepada Allah azza wa jalla agar memberikan taufik kepadaku dan seluruh kaum muslimin untuk berbakti kepada kedua orang tua dan berbuat baik kepada keduanya. Wallahu a`lam

*Kiriman dari Dr.Taufiq Ibn Muhammad Ibrahim, Madinah al-Munawwarah.Jazahullahu ‘anna khairan Sumber : Diketik ulang dari Majalah Qiblati Edisi 3, Tahun V, 12-1430/12-2009, Hal.92-95

sumber : alqiyamah.wordpress.com



Selasa, 08 Desember 2015

Baarokallohu‬ fiikum (Semoga Allah memberkahi kalian semua)

Baarokallohu‬ fiikum (Semoga Allah memberkahi kalian semua)



Saudaraku, pernahkan antum mendengar ungkapan ‘Baarokallohu fiikum’.. ?? secara umum ‘Baarokallohu fiikum’ yang artinya adalah ‘Semoga Allah memberkahi kamu sekalian’, lantas jika kita mendapatkan ucapan seperti itu. Lalu, apa manfaatnya? Dan bagaimana kita menjawab ungkapan itu?

Saudaraku, ketahuilah bahwa ungkapan ‘Baarokallohu fiikum’ bukanlah sebuah ungkapan basa-basi pemanis pembicaraan semata. Ia merupakan sebuah ungkapan yang mengandung doa dari orang yang mengucapkannya kepada orang yang menerima ucapan tersebut. Sang pengucap berharap agar orang yang mendapatkan ucapan tersebut hidupnya diberkahi Allah Tabaaroka wa Ta’aala. Begitu pula dengan sang pengucap. Ia berharap orang yang didoakannya itu, mendoakannya juga dengan doa yang semisalnya

Hal ini berdasaran atsar dari Ummul Mu’minin Aisyah radhiyallahu ‘anha,

أُهْدِيَتْ لِرَسُوْلِ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَ سَلَّمَ شَاةٌ فَقَالَ : اقْسِمَيْهَا وَكَانَتْ عَائِشَةُ رَضِيَ اللهُ عَنْهَا إِذَا رَجَعَتِ الْخَادِمُ تَقُوْلُ : مَا قَالُوْا ؟ تَقُوْلُ الْخَادِمُ قَالُوْا : بَارَكَ اللهُ فِيْكُمْ تَقُوْلُ عَائِشَةَ رَضِيَ اللهُ عَنْهَا : وَفِيْهِمْ بَارَكَ اللهُ نَرُدُّ عَلَيْهِمْ مِثْلَ مَا قَالُوْا وَيَبْقَى أَجْرُنَا لَنَا

“Aku menghadiahkan seekor domba kepada Rasulullah shallallahu ‘alaihi was sallam. Kemudian Beliau mengatakan, “Bagi dualah domba tersebut”. Suatu kebiasaan ‘Aisyah radhiyallahu ‘anha jika pembantunya telah pulang dari melakukan hal yang semisal maka ia akan menanyakan, “Apa yang mereka katakan?” Pelayanannya menjawab, “Barakallah Fikum (بَارَكَ اللهُ فِيْكُم) artinya semoga Allah memberkahi kalian”. ‘Aisyah mengatakan, “Wa Fihim Barakallah (وَفِيْهِمْ بَارَكَ اللهُ) artinya semoga Allah memberkahi kalian, kita telah membalas do’a mereka dengan do’a yang semisal dan tetap bagi kita pahala atas perbuatan baik yang telah kita lakukan (memberi hadiah seekor domba)

[HR. An Nasa’i dalam ‘Amalul Yaumi wal Lailah no. 303. Syaikh Salim Al Hilaly hafidzahullah mengatakan, “Sanadnya shahih dan para perowinya adalah perowi yang tsiqoh”. [Lihat Shohih Al Wabilush Shoyyib hal. 257, terbitan Dar Ibnul Jauziy, Riyadh, KSA]].

Dari Atsar ini maka jawaban para salaf jika mereka dido’akan dengan do’a Barakallah Fiik (بَارَكَ اللهُ فِيْك) maka jawabannya adalah Wa Fiika Barakallah (وَفِيْكَ بَارَكَ اللهُ).

Semoga bermanfaat, barokallahu fiikum.

Sabtu, 24 Oktober 2015

Tau ga sih?

Sebagai seorang muslim terkadang kita disuguhi beberapa pertanyaan simple tapi ga sedikit dari kita yang ga bisa menjawabnya

Tahukah Anda? Di dalam Al-Quran Itu Ada:

Pertanyaan : Berapa jumlah Surah dlm al-Quran?
Jawaban : 114 Surah

Pertanyaan : Berapa jumlah Juz dlm al-Quran?
Jawaban : 30 Juz

Pertanyaan : Berapa jumlah Hizb dlm al-Quran?
Jawaban : 60 Hizb

Pertanyaan : Berapa jumlah Ayat dlm al-Quran?
Jawaban : 6236 Ayat (Abu Amr ad-Dani dalam kitab al-Bayan. (Tafsir Ibn Katsir, 1/98).

Pertanyaan :  Berapa jumlah Kata dlm al-Quran?, dan Berapa Jumlah Hurufnya?
Jawaban :  77439 Kata (Fadhl bin Syadan meriwayatkan dari Atha’ bin Yasar)
                  320670 Huruf (diriwayatkan oleh Abdullah bin Katsir, dari Mujahid)

Pertanyaan :  Siapa Malaikat yang disebut dlm al-Quran?,
Jawaban : Jibril, Mikail, Malik, Malakulmaut, Harut, Marut, Al-Hafazoh, Al-Kiromulkatibun HamalatulArsy, dll.

Pertanyaan :  Berapa Jumlah Sajdah (ayat Sujud) dlm al-Quran?
Jawaban : 15 Sajdah
  1. QS. Al 'Araf 7 :206
  2. QS. Ar R'ad 13 : 15
  3. QS. An Nahl 16 : 49-50
  4. QS. Al Isra 17 : 107
  5. QS. Maryan 19 : 58
  6. QS. Al Hajj 22 : 18
  7.  QS. Al Hajj 22 : 77
  8. QS. Al Furqan 25 : 60
  9. QS. An Naml 27 : 26
  10. QS. Al Sajdah 32 :15
  11. QS. As Shaad 38 : 24
  12. QS. Al Fushilat 41 : 37
  13. QS. An Najm 53 : 62
  14.  QS. Al Insyiqaq 84 : 21
  15. QS. Al 'Alaq 96 :19
Pertanyaan :  Berapa Jumlah para Nabi yg disebut dlm Al-Quran?
Jawaban : 25 Nabi

Pertanyaan :  Berapa Jumlah Surah Madaniyah dlm al-Quran?, sebutkan.
Jawaban : 28 Surah,
  1. Al-Baqoroh, 
  2. al-Imron, 
  3. al-Nisa" 
  4.  al-Maidah, 
  5. al-Anfal, 
  6. al-Tawbah, 
  7. al-Ra'd, 
  8. al-Haj, 
  9. al-Nur, 
  10. al-Ahzab,
  11.  Muhammad, 
  12. al-Fath, 
  13. al-Hujurat, 
  14. al-Rahman, 
  15. al-Hadid, 
  16. al-Mujadilah, 
  17. al-Hasyr, 
  18. al-Mumtahanah, 
  19. al-Shaf, 
  20. al-Jum'ah, 
  21. al-Munafiqun, 
  22. al-Taghabun, 
  23. al-Thalaq, 
  24. al-Tahrim, 
  25. al-Insan, 
  26. al-Bayinah, 
  27. al-Zalzalah, 
  28. al-Nashr.

Pertanyaan :  Berapa Jumlah Surah Makiyah dlm al-Quran? sebutkan.
Jawaban : 86 Surat, selain surah tersebut di atas.

Pertanyaan :  Berapa Jumlah Surah yg dimulai dgn huruf dlm al-Quran?
Jawaban : 29 Surah.

Pertanyaan :  Apakah yg dimaksud dgn Surah Makiyyah?, sebutkan 10 saja.
Jawaban : Surah Makiyyah adalah Surah yg diturunkan di Makkah sebelum Hijrah,
  1. al-An'am, 
  2. al-Araf, 
  3. al-Shaffat, 
  4. al-Isra', 
  5. Al-Naml, 
  6. al-Waqi'ah, 
  7. al-Haqqah, 
  8. al-Jin, 
  9. al-Muzammil, 
  10. al-Falaq.

Pertanyaan :  Apakah yg dimaksud dgn Surah Madaniyyah? Jawaban : Surah Madaniyah adalah Surah yg diturunkan di Madinah

Pertanyaan :  Siapakah nama para Nabi yg disebut dlm Al-Quran?
Jawaban :
  • Adam  alaihi salam
  • Nuh alaihi salam
  • Ibrahim alaihi salam
  • Isma'il alaihi salam
  • Ishaq alaihi salam
  • Ya'qub alaihi salam
  • Musa alaihi salam
  • Isa alaihi salam
  • Ayub alaihi salam
  • Yunus alaihi salam
  • Harun alaihi salam
  • Dawud alaihi salam
  • Sulaiman alaihi salam
  • Yusuf alaihi salam
  • Zakaria alaihi salam
  • Yahya alaihi salam
  • Ilyas alaihi salam
  • Luth alaihi salam
  •  Hud alaihi salam
  • Saleh alaihi salam
  • ZulKifli alaihi salam
  • Syuaib alaihi salam
  • Idris alaihi salam
  • Muhammad sallallahu alaihi wasallam.

Pertanyaan : Siapakah satu-satunya nama wanita yg disebut namanya dlm al-Quran?
Jawaban : Maryam binti Imran.

Pertanyaan : Siapakah satu-satunya nama Sahabat yg disebut namanya dlm al-Quran?
J : Zaid bin Haritsah. Rujuk dlm surah Al Ahzab ayat 37.

Pertanyaan : Apakah nama Surah yg tanpa Basmalah?
Jawaban : Surah at-Tawbah.

Pertanyaan : Apakah nama Surah yg memiliki dua Basmalah?
Jawaban : Surah al-Naml.

Pertanyaan : Apakah nama Surah yg bernilai seperempat al-Quran?
Jawaban : Surah al-Kafirun.

Dari Anas bin Malik, Rasulullah SAW bersabda, “Bukankah kamu hafal (Al Kafirun).?” Orang itu menjawab, “Benar.” Baginda menjawab, “(Ia senilai) seperempat al-Qur’an.”

(HR. At-Tarmizi r.a.)
Pertanyaan : Apakah nama Surah yg bernilai sepertiga al-Quran?
Jawaban : Surah al-Ikhlas



Dari Abu Sa’id al-Khudri radhiyallahu ‘anhu dia berkata: Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
وَالَّذِي نَفْسِي بِيَدِهِ إِنَّها لَتَعْدِلُ ثُلُثَ الْقُرْآنِ

Demi (Allah) yang jiwaku di tangan-Nya, sesungguhnya surah al-Ikhlas sebanding (dengan) sepertiga al-Qur’an

(HR al-Bukhari (no. 4726, 6267 dan 6939)

 Pertanyaan : Apakah nama Surah yg memberi syafaat (dengan izin Allah) bagi orang yang selalu membacanya ?
Jawaban : Surah al-Mulk




Dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:

سُورَةٌ مِنَ الْقُرْآنِ ثَلاَثُونَ آيَةً تَشْفَعُ لِصَاحِبِهَا حَتَّى يُغْفَرَ لَهُ {تَبَارَكَ الَّذِى بِيَدِهِ الْمُلْكُ}. وفي رواية: فأخرجته من النار و أدخلته الجنة
 »
Satu surat dalam al-Qur’an (yang terdiri dari) tiga puluh ayat (pada hari kiamat) akan memberi syafa’at (dengan izin Allah Ta’ala) bagi orang yang selalu membacanya (dengan merenungkan artinya) sehingga Allah mengampuni (dosa-dosa)nya, (yaitu surat al-Mulk): “Maha Suci Allah Yang di tangan-Nyalah segala kerajaan/kekuasaan, dan Dia Maha Kuasa atas segala sesuatu”. Dalam riwayat lain: “…sehingga dia dikeluarkan dari neraka dan dimasukkan ke dalam surga
 HR Abu Dawud (no. 1400), at-Tirmidzi (no. 2891), Ibnu Majah (no. 3786), Ahmad (2/299) dan al-Hakim (no. 2075 dan 3838), dinyatakan shahih oleh imam al-Hakim dan disepakati oleh imam adz-Dzahabi, serta dinyatakan hasan oleh imam at-Tirmidzi dan syaikh al-Albani.

Pertanyaan :  Apakah nama Surah yg apabila dibaca pada hari Jum'at akan menerangi sepanjang pekan?
Jawaban : Surah al-Khafi

Hadis pertama:
مَنْ قَرَأَ سُورَةَ الْكَهْفِ لَيْلَةَ الْجُمُعَةِ أَضَاءَ لَهُ مِنَ النُّورِ فِيمَا بَيْنَهُ وَبَيْنَ الْبَيْتِ الْعَتِيقِ

Barang siapa yang membaca surat Al-Kahfi pada malam Jumat, dia akan disinari cahaya antara dirinya dan Ka’bah.”

(H.R. Ad-Darimi; Syekh Al-Albani mengatakan bahwa hadis ini sahih, sebagaimana dalam Shahihul Jami’, no. 6471)

Hadis kedua:
مَنْ قَرَأَ سُورَةَ الْكَهْفِ فِى يَوْمِ الْجُمُعَةِ أَضَاءَ لَهُ مِنَ النُّورِ مَا بَيْنَ الْجُمُعَتَيْنِ

Barang siapa yang membaca surat Al-Kahfi pada hari Jumat, dia akan disinari cahaya di antara dua Jumat.”

(H.R. An-Nasa’i dan Baihaqi; Syekh Al-Albani mengatakan bahwa hadis ini sahih, sebagaimana dalam Shahihul Jami’, no. 6470)

Pertanyaan : Apakah ayat yg paling Agung dan dlm Surah apa?
Jawaban : Ayat Kursi, dlm Surah al-Baqarah ayat No.255


Ubay bin Ka’b radhiallahu ‘anhu berkata:

Rasulullah shallallahu ‘alahi wa sallam bersabda:

“Wahai Abul Mundzir (gelar kunyah Ubay), tahukah engkau ayat mana di kitab Allah yang paling agung?”

Aku menjawab, “Allah dan Rasul-Nya lebih tahu.”

Beliau berkata, “Wahai Abul Mundzir, Tahukah engkau ayat mana di kitab Allah yang paling agung?”

Aku pun menjawab,

اللَّهُ لاَ إِلَهَ إِلاَّ هُوَ الْحَيُّ الْقَيُّومُ

Maka beliau memukul dadaku dan berkata, “Demi Allah, selamat atas ilmu (yang diberikan Allah kepadamu) wahai Abul Mundzir.”

(HR. Muslim no. 810)


Pertanyaan : Nama-nama berikut (Faatihatul Kitab (Pembukan Al-Kitab)/Ummul Quran (Induk Al-Quran)/Ar-Ruqyah (Bacaan untuk Ruqyah)/As-Syaafiyah (Yang Mengobati)/As-Sab'u Al-Matsaani (Tujuh Ayat Yang Terulang-ulang)/As-Shalat (Shalat) ini adalah nama lain dari surah apa ?
Jawaban : Surah al-Fatihah.


Pertanyaan : Apakah nama Surah yg ada dua sajdahnya?
Jawaban : Surah al-Haj ayat 18 dan ayat 77.

Pertanyaan : Ayat apakah bila dibaca setiap habis Sholat Fardhu dpt mengantarkannya masuk ke dalam surga?
Jawaban : Ayat Kursi.

Pertanyaan : Ayat apakah yg diulang-ulang sbyk 31 kali dlm satu Surah dan di Surah apa?
Jawaban : Ayat فبأي آلاء ربكما تكذبانِ ) pada Surah al-Rahman.

Pertanyaan : Ayat apakah yg diulang-ulang sbyk 10 kali dlm satu Surah dan di surah apa? Apakah ayat ini ada juga disebut dlm surah lainnya? Di Surah apa?
Jawaban : Ayat (ويل يومئذ للمكذبين) pada Surah al-Mursalat, juga ada dlm Surah al-Muthaffifiin ayat No. 10.

Pertanyaan : Apakah Ayat terpanjang dlm al-Quran? pada Surah apa? Ayat berapa?
Jawaban : Ayat No 282 hSurah al-Baqarah...


Senin, 05 Oktober 2015

Awas jebakan syiah mengintai kita.....

 Dalam perkembangannya kaum Syiah selalu mencoba mengajak manusia untuk turut serta mengikuti ajaran agamanya yang sangat jauh dari ajaran agama islam yang sebenarnya. Mereka selalu membungkus sekamasan ajaran agama mereka dengan bumbu-bumbu beraromakan islam agar orang awam tertipu dengan tampilan kemasan mereka dan ikut larut dalam kesesatan agama mereka. Dan berikut beberapa "perangkap Kaum Syiah dalam menjebak mangsanya":

  1. Syiah akan mengajak kita tuk mencintai “Ahlul Bait”
Biasanya mereka datang dengan segala sandiwara untuk mengajak semua korbannya untuk mencintai ahlul bait. Dan pastinya sebagian korban akan sangat senang di ajak mencintai Ahlul Bait tapi tunggu dulu. sebagai muslim yang cerdas kita sudah di tuntun untuk selalu tabayyun seperti firman Allah di dalam alquran:

يَاأَيُّهَا الَّذِينَ ءَامَنُوا إِن جَآءَكُمْ فَاسِقُُ بِنَبَإٍ فَتَبَيَّنُوا أَن تُصِيبُوا قَوْمًا بِجَهَالَةٍ فَتُصْبِحُوا عَلَى مَافَعَلْتُمْ نَادِمِينَ

"Hai orang-orang yang beriman, jika datang kepadamu orang fasik membawa suatu berita, maka periksalah dengan teliti, agar kamu tidak menimpakan suatu musibah kepada suatu kaum tanpa mengetahui keadaannya yang menyebabkan kamu menyesal atas perbuatanmu itu". [Al Hujurat : 6].

berdasarkan ayat ini maka kita harus tanyakan dulu... siapa yang dimaksud dengan Ahlul bait? Karena kalau di tilik lebih lanjut ada perbedaan yang besar antara ahlul bait nya Ahlussunah waljamaah dengan "Ahlul bait"nya syiah.

yuk kita cari tau siapa saja yang dimaksud dengan Ahlul bait nya Ahlussunah waljamaah

PENGERTIAN AHLUL BAIT

Secara bahasa, Ahlul Bait artinya keluarga, yakni keluarga Nabi shallallahu alaihi wasallam. Menurut istilah syar’i, yang dimaksud Ahlul Bait adalah kerabat Nabi yang tidak boleh menerima sedekah (zakat), yaitu:
  • keluarga Ali bin Abi Thalib, 
  • keluarga Aqil, dan 
  • keluarga Abbas bin Abdil Mutthalib. Kesemuanya dari Bani Hasyim. 
  • Termasuk dalam Ahlul Bait adalah para istri Nabi shallallahu alaihi wasallam. 
Dalilnya adalah sabda Nabi:

“Dan ahlul-baitku. Aku ingatkan kalian akan Allah terhadap ahlu-baitku’ – beliau mengucapkannya sebanyak tiga kali – . Hushain bertanya kepada Zaid bin Arqam : ‘Wahai Zaid, siapakah ahlul-bait Rasulullah shallallaahu ‘alaihi wa sallam ? Bukankah istri-istri beliau adalah ahlul-baitnya ?’. Zaid bin Arqam menjawab : ‘Istri-istri beliau shallallaahu ‘alaihi wa sallam memang ahlul-baitnya. Namun ahlul-bait beliau adalah orang-orang yang diharamkan menerima zakat sepeninggal beliau’. Hushain berkata : ‘Siapakah mereka itu ?’. Zaid menjawab : ‘Mereka adalah keluarga ‘Ali, keluarga ‘Aqil, keluarga Ja’far, dan keluarga ‘Abbas’. Hushain berkata : ‘Apakah mereka semua itu diharamkan menerima zakat ?’. Zaid menjawab : ‘Ya’.

(HR. Muslim dari Zaid bin Arqam)

Imam Ibnu Katsir dalam tafsirnya menjelaskan: “Kemudian, sesuatu yang tidak diragukan lagi oleh siapapun yang mentadabburi Al-Qur’an adalah bahwa istri-istri Nabi termasuk dalam firman Allah (yang artinya):

“Dan hendaklah kamu tetap di rumahmu dan janganlah kamu berhias dan bertingkah laku seperti orang-orang Jahiliyah yang dahulu. Dan dirikanlah shalat, tunaikanlah zakat dan taatilah Allah dan Rasul-Nya. Sesungguhnya Allah bermaksud hendak menghilangkan dosa dari kamu, hai ahlul bait dan membersihkan kamu sebersih-bersihnya.” (QS Al-Ahzab : 33)

Karena konteks pembicaraan ayat tersebut adalah istri-istri Nabi shallallahu alaihi wasallam. Oleh karena itu, Allah berfirman setelahnya (yang artinya) :

Dan ingatlah apa yang dibacakan di rumahmu dari ayat-ayat Allah dan hikmah (Sunnah Nabi). (QS Al-Ahzab : 34)

Maksudnya, ingatlah nikmat ini yang Allah Ta’ala telah mengkhususkan kalian (istri-istri Nabi) dengan nikmat tersebut di antara sekalian manusia, yaitu wahyu turun di rumah-rumah kalian, tidak di rumah orang-orang lain. Dan Aisyah, Shiddiqah binti ash-Shiddiq adalah orang yang paling beruntung dengan nikmat ini serta paling dikhususkan dengan rahmat yang melimpah ini. Karena, tidak pernah turun kepada Rasulullah shallallahu alaihi wasallam wahyu ketika beliau sedang berada di ranjang istrinya selain Aisyah. Hal ini dinyatakan sendiri oleh beliau… Akan tetapi, meskipun istri-istri Nabi termasuk Ahlul Baitnya, kerabat beliau lebih berhak akan sebutan (Ahlul Bait) ini. Sebagaimana disebutkan dalam sebuah hadits, “Dan Ahlul Baitku lebih berhak…” Semoga Allah meridhai istri-istri beliau dan para kerabat beliau. Mereka semua adalah Ahlul Bait beliau.” 

(Tafsir Al-Qur’an al-Azhim, 6/2840)


PEMAHAMAN SYIAH TENTANG AHLUL BAIT

Syiah membatasi makna Ahlul Bait hanyalah keluarga Ali bin Abi Thalib. Hal ini terbukti dalam buku Syiah berjudul Antologi Islam (hal 32) disebutkan, “Bagi Syiah, Ahlul Bait Nabi Muhammad shallallahu alaihi wasallam hanya terdiri atas Fathimah Zahrah, Ali, Hasan, Husain dan sembilan orang imam keturunan Husain. Dan jika dimasukkan Nabi Muhammad di dalamnya, mereka akan menjadi 14 orang… Lebih jauh Syiah menegaskan bahwa ke-14 orang ini dilindungi Allah dari segala dosa dan karenanya layak untuk diikuti di samping Al-Qur’an. Dan hanyalah mereka yang memiliki pengetahuan yang sempurna tentang penjelasan (tasfir) ayat-ayat Al-Qur’an.”

Syiah juga menafsirkan Al-Qur’an surat Al-Ahzab ayat 33 bahwa yang dimaksud Ahlul Bait hanyalah Fathimah, Ali, Hasan, Husain dan anak keturunannya. Hal ini jelas keliru dan menyimpang. Karena, jika kita perhatikan asbabun nuzul dan konteks ayat tersebut dengan ayat sebelum atau sesudahnya niscaya kita dapati bahwa ayat tersebut justru ditujukan untuk para istri Nabi. Allah Ta’ala berfirman (yang artinya):

Hai isteri-isteri nabi, kamu sekalian tidaklah seperti wanita yang lain, jika kamu bertakwa. Maka janganlah kamu tunduk dalam berbicara sehingga berkeinginanlah orang yang ada penyakit dalam hatinya dan ucapkanlah perkataan yang baik. (QS Al-Ahzab : 32)

Namun demikian, ayat tersebut tidak menghalangi masuknya Ali, Fathimah, dan kedua putranya (Hasan dan Husain) radhiyallahu anhum ke dalam makna ayat tersebut. Karena mereka memang termasuk Ahlul Bait Nabi sebagaimana dijelaskan dalam hadits shahih diatas.

Lebih tegas lagi sabda Nabi ketika terjadi haditsul ifki (kisah pencemaran nama baik) atas Aisyah radhiyallahu anha. Rasulullah shallallahu alaihi wasallam berkhutbah di tengah-tengah para shahabat seraya bersabda:

“Wahai manusia, kenapa ada orang-orang yang menyakitiku terhadap keluargaku (ahlul bait-ku) serta berkata tentang mereka tanpa kebenaran. Demi Allah, aku tidak mengetahui tentang mereka (istri-istri Nabi) kecuali kebaikan.” (HR Ibnu Ishaq, dishahihkan al-Albani dalam Takhrij Fiqh as-Sirah)

Dalam hadits diatas, jelas sekali menyebut Aisyah dengan “ahlul bait-ku” karena hadits tersebut berkenaan dengan pencemaran nama baik Aisyah radhiyallahu anha.

Jadi kalo ada orang mengajak untuk mencintai "ahlul bait" yang terbatas pada 14 orang maka kita harus menjawab.. "Maaf kita dah lebih dahulu mencintai Ahlul bait dan tidah hanya terbatas pada 14 orang tersebut tapi semua ahlul bait yang di jelaskan dalam Al quran dan As sunnah bahkan kita tidak saja mencintai ahlul bait tapi juga cinta terhadap sahabat Rasulullah shalallahu'alaihi wassalam. sebagaimana  Rasulullah shalallahu'alaihi wassalam cinta kepada ahlul bait dan para sahabat radiallah 'anhuma.

Kenapa ini penting untuk diketahui? karena begitu kita masuk ke perangkap syiah maka perlahan mereka menyentuh emosi kita dengan cerita-cerita palsu tentang penindasan terhadap “Ahlul Bait” serta Mereka terus membuat kita ragu-ragu dengan cara menyebarkan syubhat. Dan ini salah satu contoh syubhat yang biasa mereka sebarkan.

SYUBHAT DAN BANTAHANNYA 

Orang Syiah berkata, kata ganti dalam ayat diatas (QS Al-Ahzab : 33) adalah untuk jamak laki-laki, yaitu: “… LI YUDZHIBA ‘ANKUM AR-RIJZA…” (artinya : untuk menghilangkan kotoran dari kalian). Juga ayat “…WA YUTHAHHIRAKUM TATHIIRA” (artinya : dan membersihkan kalian sebersih-bersihnya). Seandainya yang dimaksud dalam ayat tersebut adalah istri-istri Nabi, tentulah Allah berfirman: “… LI YUDZHIBA ‘ANKUNNA AR-RIJZA…” Juga ayat “… WA YUTHAHHIRAKUNNA TATHIIRA”.

Syaikh Muhammad al-Amin asy-Syinqithi membantah syubhat tersebut dengan mengatakan, “Itu bisa dijawab dari dua sisi. Pertama, seperti yang telah kami jelaskan sebelumnya bahwa ayat tersebut mencakup para istri Nabi dan juga Ali, Hasan, Husain, serta Fathimah. Para ahli bahasa Arab telah sepakat untuk mengedepankan jenis laki-laki (mudzakkar) dibanding jenis perempuan (muannats) tatkala mereka disebutkan secara bersama. Hal ini tampak sangat jelas dalam banyak ayat.

Kedua, di antara uslub (gaya bahasa) Arab yang Al-Qur’an turun dengan bahasa itu ialah istri seseorang juga disebut dengan istilah ahlu (keluarga). Oleh karena itu, ditinjau dari sisi lafalnya ia diseru dengan seruan untuk kaum lelaki (dalam bentuk jamak). Seperti dalam firman Allah tentang Nabi Musa alaihis salam (yang menyeru istrinya): FA QAALA LI AHLIHI UMKUTSUU (artinya : “Lalu berkatalah ia (Musa) kepada keluarganya, Tinggallah kalian (disini).” [QS Thaha : 10]

Juga firman-Nya : IDZ QAALA MUSA LI AHLIHI INNI AANASTU NAARAN SA-AATIIKUM (artinya “Ingatlah ketika Musa berkata kepada keluarganya, Sesungguhnya aku melihat api. Aku akan membawa untuk kalian.”) [QS An-Naml : 7]

Juga firman-Nya : LA’ALLI AATIIKUM (artinya “Mudah-mudahan aku dapat membawa untuk kalian”) [QS Thaha : 10]

Padahal yang diseru oleh Nabi Musa alaihis salam tidak lain adalah istrinya, sebagaimana yang dikatakan para ahli tafsir. (Adhwaa’ al-Bayan, 6/379)

Kalo kita udah masuk perangkap dan rutin dicekokin sama ideologi syiah maka perlahan tapi pasti mereka menyuntikan perasaan dendam terhadap Ahlus Sunnah yang secara tidak langsung menjadi penyebab pertumpahan darah. Ga percaya? coba lihat ketika suatu wilayah kaum syiah berkembang sedikit saja maka akan muncul pertumpahan darah:
  • Iraq
  • Suriah
  • Yaman 
PENUTUP

Syiah di Indonesia menggunakan istilah “Ahlul Bait” dalam mengungkap jatidiri mereka agar dianggap sebagai salah satu madzhab dalam Islam. Sebut saja misalnya dua ormas Syiah yaitu IJABI (Ikatan Jamaah Ahlul Bait Indonesia) dan ABI (Ahlul Bait Indonesia). Padahal Majelis Ulama Indonesia sebagaimana dalam buku Himpunan Fatwa MUI telah memberi peringatan sejak tahun 1984 bahwa ada perbedaan pokok (ushul) antara faham Ahlus Sunnah wal Jamaah dengan faham Syiah. Oleh karena itu, umat Islam Indonesia diminta waspada terhadap adanya ajaran yang berlandaskan pada faham syiah tersebut.

Sudah seharusnyalah kita tetap istiqomah mengungkapkan berbagai kesesatan Syiah agar ummat sadar akan bahaya makar Syiah yang dapat mengancam keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia. Karena apabila terus kita biarkan, tidak mustahil suatu saat kelak keadaan yang menimpa Ahlus Sunnah di Iran, Irak, Libanon, Suriah, dan Yaman, juga dapat terjadi di bumi pertiwi yang kita cintai ini. Wallahul musta’an wa ilahit tuklan.



Selasa, 15 September 2015

Goblok Karena Berjenggot ?????


Dunia Islam Indonesia dihebohkan dengan pernyataan Ketua PBNU Bpk Kiyai Sa'id Aqil Sirooj –semoga Allah memberi petunjuk kepadanya- bahwa "Berjenggot itu mengurangi kecerdasan seseorang. Semakin panjang jenggot, semakin goblok…!!",

Mari kita renungkan poin-poin berikut :

Pertama : Imam Ghozali berkata :

وقال شريح القاضي : وَدِدْتُ أَنَّ لِي لَحْيَةً وَلَوْ بَعَشْرَةِ آلاَفٍ

"Syuraih Al-Qoodhli berkata : "Aku berharap kalau aku memiliki jenggot, meskipun harus membayar 10 ribu dinar/dirham" (Ihyaa 'Uluum ad-Diin 2/257)

Al-Gozali juga berkata :

قال أصحاب الأحنف بن قيس وددنا أن نشتري للأحنف لحية ولو بعشرين ألفًا

"Para sahabat Al-Ahnaf bin Qois berkata, "Kami berangan-angan untuk membelikan jenggot buat Al-Ahnaf meskipun harus membayar 20 ribu dinar/dirham" (Ihyaa 'Uluum ad-Diin 2/257)

Para ulama yang tidak berjenggot dahulu ternyata berangan-angan untuk memiliki jenggot meskipun harus membayar mahal sekali !!!

Apakah mereka begitu bodohnya harus membayar mahal untuk membeli "kegoblokan"??!

Kedua : Sebenarnya kelaziman dari pernyataan pak Kiyai ini sungguh berbahaya karena terlalu banyak orang yang akan dianggap goblok menurut "Kaidah" pak Kiyai tersebut. Dan diantara daftar orang-orang goblok tersebut adalah para Nabi dan para ulama.

Bukankah jenggot Nabi Muhammad shallallahu 'alaihi wasallam tebal?

Jabir bin Samuroh berkata :

وَكَانَ كَثِيْرَ شَعْرِ اللِّحْيَةِ

"Nabi shallallahu 'alaihi wasallam lebat rambut janggutnya" (HR Muslim no 2344)

Padahal kaidah pak Kiyai semakin berat jenggot semakin menimbulkan kebodohan, karena saraf tertarik ke bawah oleh lebatnya jenggot.

Bahkan para sahabat mengetahui bacaan Nabi shallallahu 'alaihi wasallam dalam sholat sirriah dengan gerakan-gerakan jenggot beliau.

عَنْ أَبِي مَعْمَرٍ قَالَ سَأَلْنَا خَبَّابًا أَكَانَ النَّبِيُّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَقْرَأُ فِي الظُّهْرِ وَالْعَصْرِ قَالَ نَعَمْ قُلْنَا بِأَيِّ شَيْءٍ كُنْتُمْ تَعْرِفُونَ قَالَ بِاضْطِرَابِ لِحْيَتِهِ

Dari Abu Ma'mar ia berkata : Kami bertanya kepada Khobbab –radhiallahu 'nhu- apakah Nabi shallallahu 'alaihi wasallam membaca qiroah tatkala sholat dzuhur dan ashar?. Khobbab berkata : "Iya". Kami berkata, "Bagaimana caranya kalian mengetahui bahwa Nabi membaca?", Khobbab berkata, "Dengan gerakan jenggot beliau" (HR Al-Bukhari 760)

Demikian juga Nabi Harun 'alaihis salam, Allah berfirman :

قَالَ يَبۡنَؤُمَّ لَا تَأۡخُذۡ بِلِحۡيَتِي وَلَا بِرَأۡسِيٓۖ إِنِّي خَشِيتُ أَن تَقُولَ فَرَّقۡتَ بَيۡنَ بَنِيٓ إِسۡرَٰٓءِيلَ وَلَمۡ تَرۡقُبۡ قَوۡلِي

Harun berkata (kepada Nabi Musa) "Hai putera ibuku, janganlah kamu pegang jenggotku dan jangan (pula) kepalaku; sesungguhnya aku khawatir bahwa kamu akan berkata (kepadaku): "Kamu telah memecah antara Bani Israil dan kamu tidak memelihara amanatku" (QS Toha : 94)

Ini dalil yang tegas bahwa jenggot Nabi Harun 'alaihis salam panjang, sehingga bisa dipegang oleh Nabi Musa 'alaihis salam.

Ayat ini menunjukkan bahwa jenggot bukan ciri khas budaya Arab, bahkan para nabi dari kalangan bani Israil yang sama sekali bukan orang Arab juga berjenggot.


Ketiga : Bahkan kita dapati kaum Nashrani juga tatkala menggambarkan nabi Isa 'alaihis salaam (yang dianggap tuhan oleh mereka) ternyata selalu berjenggot. Apakah ini berarti bahwa kaum Nashrani sepakat bahwa "Tuhan mereka ternyata goblok?", yang hal ini melazimkan bahwa kaum Nashrani pada goblok semua karena telah bersepakat untuk menjadikan orang goblok sebagai Tuhan !!

Keempat : Anehnya ternyata para ulama –terutama Imam Asy-Syafi'i dan para ulama madzhab syafi'i, demikian juga madzhab-madzhab yang lain- telah ijmak (sepakat ) akan larangan mencukur jenggot hingga gundul habis.

Maka berarti para ulama telah bersepakat untuk memelihara kegoblokan dan bersepakat untuk menghalangi kecerdasan. Karena menurut pak Kyai semakin habis jenggot semakin mendukung kecerdasan !!!

Kelima : Tokoh-tokoh Nusantara pun banyak. Ada Muhammad Yasin Al-Fadani, Nawawi Al-Bantani, Agus Salim, Ahmad Dahlan, Buya Hamka, sampai KH. Hasyim Asy’ari – pendiri NU – juga berjenggot. Ya, mereka tetap memelihara jenggot meski jenggot mereka tidak selebat keturunan Arab

Keenam :  Demikian juga banyak tokoh-tokoh non muslim yang berjenggot bahkan yang disembah, contohnya Khong hu cu dan Lao Tse.

Demikian juga tokoh-tokoh ilmuan non muslim seperti James Parkinson (1755 –1824), William Edmond Logan (1798 –1875), Asa Gray (1810 - 1888), John Strong Newberry (1822 – 1892), John Tyndall (1820 – 1893), Alfred Bernhard Nobel (1833 – 1896), John Wesley Powell (1834 – 1902), Ludwig Eduard Boltzmann (1844 – 1906), Dmitri Ivanovich Mendeleev (1834 – 1907), Henry Clifton Sorby (1826 - 1908), Grove Karl Gilbert (1843 –1918), Pyotr Alexeyevich Kropotkin (1842 – 1921), Alexander Graham Bell (1847 – 1922), Wilhelm Conrad Röntgen (1845 – 1923), dan masih banyak lagi; ini semua adalah para ilmuwan non-Islam yang memiliki kecerdasan di atas rata-rata dan berjenggot
Ketujuh : Tokoh-tokoh Nusantara yang dianggap sangat cerdas oleh pak kyai karena tidak berjenggot, seperti Fulan, Fulan dan Fulan ternyata diantara mereka saking cerdasnya beraliran Liberal dan Pluralisme. Saking cerdasnya ada yang menyatakan jilbab tidak wajib dan Nabi Muhammad shallallahu 'alaihi wasallam tidak dijamin masuk surga. Atau ada yang menyatakan bahwa semua agama masuk surga (termasuk Yahudi dan Nashrani, Buda dan Hindu). Demikian juga ada yang menyatakan bahwa al-Qur'an adalah kitab porno dll??

Inikah ukuran kecerdasan menurut pak Kiyai??

Kedelapan : Sebenarnya pernyataan bahwa semakin panjang jenggot semakin goblok itu berdasarkan praduga ataukah berdasarkan disiplin ilmu tertentu, baik di bidang kedokteran, atau ahli saraf, atau ahli agama, atau ahli-ahli yang lainnya disertai penelitian, sensus, dan penjelasan ilmiah?.

Adapun yang diriwayatkan dari sebagian ulama bahwasanya panjangnya jenggot adalah tanda kebodohan (sebagaimana yang disebutkan oleh Ibnul Jauzi dalam kitabnya "Akhbaar al-Hamqoo wa al-Mughoffalin)" maka :

(1). Maksudnya yang dicela adalah jenggot yang terlalu panjang yang berlebihan, sehingga melebihi panjang ukuran genggaman tangan.

Ibnu Jauzi rahimahullah berkata :

قال زياد ابن ابيه : مَا زَادَتْ لِحْيَةُ رَجُلٍ عَلَى قَبْضَتِهِ إِلاَّ كَانَ مَا زَادَ فِيْهَا نَقْصًا مِنْ عَقْلِهِ

قال بعض الشعراء :

إِذَا عَرِضَتْ لِلْفَتَى لِحْيَةٌ ... وَطَالَتْ فَصَارَتْ إِلَى سُرَّتِهْ

فَنُقْصَانُ عَقْلِ الْفَتَى عِنْدَنَا ...  بِمِقْدَارِ مَا زَادِ فِى لِحْيَتِهْ

"Berkata Ziyad bin Abihi : "Tidaklah panjang jenggot seseorang melebihi ukuran genggaman tangannya kecuali kelebihan panjang tersebut semakin mengurangi akalnya"

Sebagian penyair berkata :

"Jika melebar jenggot seorang pemuda dan panjang hingga ke pusarnya…

Maka di sisi kami kurangnya akal sang pemuda sesuai kadar apa yang lebih pada jenggotnya" (Akhbaar Al-Hamqoo wa al-Mughoffalin 32-33)

(2) Lalu apakah pantas kita menjadikan perkataan segelintir kecil para ahli adab atau para ulama untuk menghukum hadits-hadits Nabi shallallahu 'alaihi wasallam?. Para ulama sendiri telah berselisih tentang memotong jenggot jika telah lebih panjang dari ukuran genggaman tangan. Dan yang dikuatkan oleh Al-Imam An-Nawawi adalah makruh memotong jenggot sedikitpun meskipun telah panjang melebihi ukuran genggaman tangan.

Imam An-Nawawi rahimahullah berkata :

والصحيح كراهة الاخذ منها مطلقا بل يتركها على حالها كيف كانت، للحديث الصحيح واعفوا اللحي. وأما الحديث عمرو بن شعيب عن ابيه عن جده “ان النبي صلي الله عليه وسلم كان يأخذ من لحيته من عرضها وطولها” فرواه الترمذي باسناد ضعيف لا يحتج به

"Yang benar adalah dibencinya perbuatan memangkas jenggot secara mutlak (meskipun jenggot telah panjang dan lebih dari segenggam tangan-pen), tapi harusnya ia membiarkan apa adanya, karena adanya hadits shohih “biarkanlah jenggot panjang“. Adapun haditsnya Amr bin Syu’aib, dari ayahnya, dari kakeknya: “bahwa Nabi -shollallohu alaihi wasallam- dahulu mengambil jenggotnya dari sisi samping dan dari sisi panjangnya”, maka hadits ini telah diriwayatkan oleh at-Tirmidzi dengan sanad yang lemah dan  tidak bisa dijadikan hujjah. (al-Majmu’ 1/343)

Imam An-Nawawi juga berkata :

والمختار ترك اللحية على حالها وألا يتعرض لها بتقصير شيء أصلا

"Pendapat yang terpilih adalah membiarkan jenggot apa adanya, dan tidak dicukur sama sekali" (Al-Minhaaj Syarah Shohih Muslim, 3/151, hadits no: 260)

(3) Apakah yang disebutkan dalam kitab Akhbaar Al-Hamqoo wal Mugaffaliin lantas dibenarkan dan dijadikan rujukan?

Diantara sifat-sifat orang bodoh yang disebutkan dalam kitab tersebut adalah : 1. Kecilnya kepala, 2. Pendeknya leher, 3. Kecilnya telinga, 4. Jika bentuk tubuhnya tidak seimbang, 5. Mata yang besar, 6. Adanya rambut di pundak dan di leher, 7. Rambut di dada dan perut, 8. Leher yang panjang dan tipis, 9. Hidung besar, 10. Bibir tebal, 11.Wajah yang sangat bulat, 12. Suara yang indah.

Coba kita pikirkan, seandainya kita membenarkan semua yang disebutkan dalam kitab Akhbaar Al-Hamqoo wal Mugoffaliin tentang sifat-sifat orang bodoh maka sungguh terlalu banyak orang bodoh diantara kita. Apalagi suara yang indah ciri orang bodoh? Sungguh terlalu banyak para imam, para muadzzin, para qori' yang bodoh??!

(4) Justru ternyata banyak ulama –terutama ulama madzhab Syafi'iyah- yang mencela orang yang mencukur habis jenggotnya !!.

Ibnu Rif'ah rahimahullah berkata:

إِنَّ الشَّافِعِي قد نص في الأم على تحريم حلق اللحية

Sungguh Imam Syafi’i telah menegaskan dalam kitabnya Al-Umm, tentang haramnya menggundul jenggot. (Hasyiatul Abbadi ala Tuhfatil Muhtaj 9/376)

Al-Halimi (wafat 403 H), beliau berkata dalam kitab beliau Al-Minhaaj :

لا يحل لأحد أن يحلق لحيته ولا حاجبيه, وإن كان له أن يحلق سباله, لأن لحلقه فائدة, وهي أن لا يعلق به من دسم الطعام ورائحته ما يكره, بخلاف حلق اللحية, فإنه هجنة وشهرة وتشبه بالنساء

"Tidak seorang pun dibolehkan memangkas habis jenggotnya, juga alisnya, meski ia boleh memangkas habis kumisnya. Karena memangkas habis kumis ada faedahnya, yakni agar lemak makanan dan bau tidak enaknya tidak tertinggal padanya. Berbeda dengan memangkas habis jenggot, karena itu termasuk (1) tindakan tercela, (2) syuhroh (tampil beda), dan (3) menyerupai wanita" (Sebagaimana dinukil oleh Ibnul Mulaqqin As-Syafi'I dalam kitab al-I’lam fi fawaaid Umdatil Ahkaam, terbitan Daarul 'Aaashimah 1/711)

Abul Hasan Al-Maawardi (wafat 450 H), ia berkata :

نَتْفُ اللِّحْيَةِ مِنَ السَّفَهِ الذي تُرَدُّ به الشهادة

Imam al-Mawardi -rohimahulloh- mengatakan: Mencabuti jenggot merupakan perbuatan safah (bodoh) yang menyebabkan persaksian seseorang ditolak. (al-Hawil Kabir 17/151)

Abu Hamid Al-Gozzali rahimahullah (wafat tahun 505 H0, beliau berkata :

وأما نتفها في أول النبات تشبها بالمرد فمن المنكرات الكبار فإن اللحية زينة الرجال

"Adapun mencabuti jenggot di awal munculnya, agar menyerupai orang yang tidak punya jenggot, maka ini termasuk kemungkaran yang besar, karena jenggot adalah penghias bagi laki-laki" (Ihya’ Ulumiddin 1/280)

Abu Syaamah rahimahullah berkata :

وقد حدث قوم يحلقون لحاهم, وهو أشد مما نقل عن المجوس أنهم كانوا يقصونها

"Telah datang sekelompok kaum yang menggunduli jenggotnya, perbuatan mereka itu lebih parah dari apa yang dinukil dari kaum Majusi, bahwa mereka dulu memendekkannya". (Fathul Bari 10/351)

Kesembilan : Pak Kiyai sendiri disinyalir waktu masa muda pernah gagah berjenggot, apakah waktu itu pak Kiyai sedang "tidak cerdas"?,

Kesepuluh : Jika pak Kiyai lebih memilih tidak berjenggot maka silahkan saja, tapi tentu tidak perlulah mengejek yang berjenggot dengan menyatakan mereka goblok.

Saya tutup renungan ini dengan dua nasehat dari dua firman Allah

يَٰٓأَيُّهَا ٱلَّذِينَ ءَامَنُواْ كُونُواْ قَوَّٰمِينَ لِلَّهِ شُهَدَآءَ بِٱلۡقِسۡطِۖ وَلَا يَجۡرِمَنَّكُمۡ شَنَ‍َٔانُ قَوۡمٍ عَلَىٰٓ أَلَّا تَعۡدِلُواْۚ ٱعۡدِلُواْ هُوَ أَقۡرَبُ لِلتَّقۡوَىٰۖ وَٱتَّقُواْ ٱللَّهَۚ إِنَّ ٱللَّهَ خَبِيرُۢ بِمَا تَعۡمَلُونَ

Hai orang-orang yang beriman hendaklah kamu jadi orang-orang yang selalu menegakkan (kebenaran) karena Allah, menjadi saksi dengan adil. Dan janganlah sekali-kali kebencianmu terhadap sesuatu kaum, mendorong kamu untuk berlaku tidak adil. Berlaku adillah, karena adil itu lebih dekat kepada takwa. Dan bertakwalah kepada Allah, sesungguhnya Allah Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan (QS Al-Maidah : 8)

يَٰٓأَيُّهَا ٱلَّذِينَ ءَامَنُواْ لَا يَسۡخَرۡ قَوۡمٞ مِّن قَوۡمٍ عَسَىٰٓ أَن يَكُونُواْ خَيۡرٗا مِّنۡهُمۡ وَلَا نِسَآءٞ مِّن نِّسَآءٍ عَسَىٰٓ أَن يَكُنَّ خَيۡرٗا مِّنۡهُنَّۖ

Hai orang-orang yang beriman, janganlah sekumpulan orang laki-laki merendahkan kumpulan yang lain, boleh jadi yang ditertawakan itu lebih baik dari mereka. Dan jangan pula sekumpulan perempuan merendahkan kumpulan lainnya, boleh jadi yang direndahkan itu lebih baik. (QS Al-Hujuraat : 11)

Jangan kita mengejek orang lain dengan "goblok" karena bisa jadi kita lebih "goblok".

Kota Nabi -shallallahu 'alaihi wa sallam-, 01-12-1436 H / 15-09-2015 M
Abu Abdil Muhsin Firanda

Sumber: http://firanda.com/

Senin, 07 September 2015

TUNTUNAN IBADAH HAJI DAN UMRAH


Saudaraku yang budiman,




Dalam melakukan ibadah haji terdapat tiga cara, yaitu: Tamattu, Qiran dan Ifrad.

Haji Tamattu’ ialah berihram untuk umrah pada bulan-bulan haji (Syawwal, Dzulqaidah dan sepuluh hari pertama bulan Dzulhijjah), dan diselesaikan umrahnya pada waktu-waktu itu. Kemudian berihram untuk haji dari Mekkah atau sekitarnya pada hari Tarwiyah (tgl. 8 Dzulhijjah) pada tahun umrahnya tersebut.

Haji Qiran ialah, berihram untuk umrah dan haji sekaligus, dan terus berihram (tidak tahallul) kecuali pada hari nahr (tgl. 10 Dzulhijjah). Atau berihram untuk umrah terlebih dahulu, kemudian sebelum melakukan thawaf umrah memasukkan niat haji.

Haji Ifrad ialah, berihram untuk haji dari miqat atau dari Mekkah bagi penduduk Mekkah, atau dari tempat lain di daerah miqat bagi yang tinggal disitu, kemudian tetap dalam keadaan ihramnya sampai hari nahr, selanjutnya melakukan thawaf, sa’i, mencukur rambut dan bertahallul. Ibadah haji yang lebih utama ialah haji Tamattu’, karena Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam memerintahkan hal itu dan menekankannya kepada para shahabat

Cara Melakukan Umrah.

1. Apabila anda telah sampai di miqat, maka mandilah dan pakailah wangi-wangian jika hal itu memungkinkan, kemudian kenakanlah pakaian ihram (sarung dan selendang), lebih utama berwarna putih. Bagi wanita boleh mengenakan pakaian yang ia sukai, asal tidak menampakkan perhiasan. Setelah itu berniat ihram untuk umrah seraya mengucapkan:

لَبَّيْكَ عُمْرَةً لَبَّيْكَ الَّلهُمَّ لَبَّيْكَ، لَبَّيْكَ لاَ شَرِيْكَ لَكَ لَبَّيْكَ إِنَّ الْحَمْدَ وَالنِّعْمَةَ لَكَ وَالْمُلْكَ لاَ شَرِيْكَ لَكَ .

“Kusambut panggilan-Mu untuk melaksanakan umrah. Kusambut panggilan-Mu yaa Allah, ku sambut panggilan-Mu, tiada sekutu bagi-Mu, ku sambut panggilan-Mu, sesungguhnya segala puji, nikmat, dan kerajaan adalah milik-Mu, tiada sekutu bagi-Mu “.

Bagi kaum pria hendaknya mengucapkan talbiah ini dengan suara keras, sedangkan bagi wanita hendaknya mengucapkannya dengan suara pelan.

Kemudian perbanyaklah membaca talbiyah, dzikir dan istighfar serta menganjurkan berbuat baik dan mencegah kemunkaran.


2. Apabila anda telah sampai di Mekkah, maka lakukanlah thawaf di Ka’bah sebanyak tujuh putaran, mulai dari Hajar Aswad sambil bertakbir dan selesai di Hajar Aswad pula. Bacalah zikir serta doa yang anda kehendaki. Antara Rukun Yamani dan Hajar Aswad sebaiknya anda membaca:

رَبَّنَا آتِنَا فِي الدُّنْيَا حَسَنَةً وَفِي الآخِرَةِ حَسَنَةً وَقِنَا عَذَابَ النَّارِ

“Wahai Tuhan kami, berilah kami kebaikan di dunia dan kebaikan di akhirat, dan lindungilah kami dari siksa api neraka “

Kemudian setelah thawaf, lakukanlah shalat dua rakaat di belakang maqam Ibrahim walaupun agak jauh dari tempat tersebut jika hal itu mungkin, jika tidak mungkin, lakukan di tempat lain di dalam masjid.

3. Kemudian keluarlah menuju Safa (الصفا) dan naiklah ke atasnya sambil menghadap Ka’bah, bacalah tahmid serta takbir tiga kali sambil mengangkat kedua tangan, bacalah doa dan ulangilah setiap doa tiga kali sesuai sunnah Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam, lalu ucapkanlah:


لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللهُ وَحْدَهُ لاَ شَرِيْكَ لَهُ، لَهُ الْمُلْكُ وَلَهُ الْحَمْدُ وَهُوَ عَلَى كُلِّ شَيْءٍ قَدِيْرٌ. لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللهُ وَحْدَهُ أَنْجَزَ وَعْدَهُ وَنَصَرَ عَبْدَهُ وَهَزَمَ اْلأَحْزَابَ وَحْدَهُ .

Tiada Tuhan yang patut disembah selain Allah Yang Maha Esa, tiada sekutu bagi-Nya, hanya bagi-Nya segala kerajaan dan hanya bagi-Nya segala puji, Dia Maha Kuasa atas segala sesuatu. Tiada Tuhan yang patut disembah selain Allah Yang Maha Esa, yang menepati janji-Nya dan memenangkan hamba-Nya serta telah menghancurkan golongan kafir sendirian

Ucapkanlah bacaan tersebut tiga kali, dan tak mengapa apabila anda baca kurang bilangan itu.

Kemudian turunlah dan lakukanlah sa’i umroh sebanyak tujuh kali putaran (dalam melakukan sa'i dari safa ke marwa di hitung satu putaran dan begitu pula dari marwa ke safa di hitung satu putaran. maka sa'i di mulai dari bukit safa dan berakhir di bukit marwa_Red) dengan berjalan cepat di antara tanda hijau dan berjalan biasa sebelum dan sesudah tanda tersebut, kemudian naiklah anda ke atas Marwa, lalu bacalah takbir dan tahmid tiga kali apabila mungkin sebagaimana yang anda lakukan di Safa.

Dalam thawaf ataupun Sa’i, tidak ada bacaan zikir wajib yang khusus untuk itu. Akan tetapi dibolehkan bagi yang melakukan thawaf atau sa’i untuk membaca zikir dan do’a atau bacaan Al Quran yang mudah baginya, dengan mengutamakan bacaan-bacaan zikir dan doa yang bersumber dari tuntunan Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam.


4. Bila anda telah selesai melakukan sa’i, maka cukurlah dengan bersih (gundul) atau pendekkan rambut kepala anda. Dengan demikian selesailah umrah anda dan selanjutnya anda diperbolehkan melakukan hal-hal yang tadinya menjadi larangan ihram.

Apabila anda melakukan haji Tamattu, maka wajib bagi anda menyembelih hewan pada hari Nahr, yaitu seekor kambing atau sepertujuh onta/sapi, jika anda tidak mendapatkannya, maka anda wajib melakukan puasa sepuluh hari; tiga hari di waktu haji, dan tujuh hari setelah anda pulang ke keluarga anda.

Dan lebih utama, anda lakukan puasa tiga hari sebelum hari Arafah, jika anda melakukan haji Tamattu atau Qiran.


Cara Melakukan Haji

1. Jika anda melakukan haji Ifrad atau Qiran, hendaklah anda berihram dari miqat yang anda lalui. Dan Jika anda tinggal di daerah miqat, maka berihramlah menurut niat anda dari tempat tersebut.

Dan jika anda melakukan haji Tamattu, maka berihramlah dari tempat tinggal anda pada hari Tarwiyah, yaitu tanggal 8 Dzulhijjah. Mandilah dan pakailah wangi-wangian lebih dahulu sekiranya hal itu memungkinkan, kemudian kenakanlah pakaian ihram, lalu berniatlah dengan membaca:  


لَبَّيْكَ حَجًّا لَبَّيْكَ اللَّهُمَّ لَبَّيْكَ، لَبَّيْكَ لاَ شَرِيْكَ لَكَ لَبَّيْكَ إِنَّ الْحَمْدَ وَالنِّعْمَةَ لَكَ وَالْمُلْكَ لاَ شَرِيْكَ لَكَ

2. Kemudian keluarlah menuju Mina. Lakukanlah shalat Zuhur, Ashar, Maghrib, Isya dan Shubuh di sana, dengan cara meng-qhasar shalat yang empat rakaat (Zuhur, Ashar dan Isya) menjadi dua rakaat-dua rakaat pada waktunya masing-masing, tanpa jama’ (digabung).

3. Apabila matahari telah terbit pada hari kesembilan Dzul hijjah (esoknya), maka berangkatlah anda menuju Arafah dengan tidak tergesa-gesa dan hindarilah jangan sampai mengganggu sesama jamaah haji. Di Arafah lakukanlah shalat Dzuhur dan Ashar dengan jama’ taqdim (menggabungkan dua waktu shalat dilaksanakan di awal waktu) dan qhasar dengan satu kali azan dan dua kali iqamat.

Tentang wukuf ini, anda harus yakin bahwa anda benar-benar telah berada di dalam batas Arafah (bukan di luarnya). Dan perbanyaklah di sini zikir dan doa, sambil menghadap kiblat dan mengangkat kedua tangan, mencontoh apa yang dilakukan Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam. Padang Arafah seluruhnya merupakan wukuf, dan hendaklah anda tetap berada disana hingga matahari terbenam.


4. Apabila matahari telah terbenam, berangkatlah menuju Muzdalifah dengan tenang sambil membaca talbiyah, dan hindarilah jangan sampai mengganggu sesama muslim. Sesampainya anda di Muzdalifah, lakukanlah shalat Maghrib dan Isya dengan jama’ dan qhasar. Hendaklah anda menetap di sana hingga anda melakukan shalat Shubuh. Setelah selesai shalat Shubuh perbanyaklah doa dan zikir hingga hari tampak mulai terang, sambil menghadap kiblat dan mengangkat kedua tangan, mengikuti tuntunan Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam.

5. Kemudian berangkatlah sebelum matahari terbit menuju Mina sambil membaca talbiyah. Bagi yang udzur, seperti wanita dan orang-orang yang lemah, boleh berangkat menuju Mina pada malam itu juga setelah lewat pertengahan malam. Dan pungutlah di Muzdalifah batu-batu kecil sebanyak tujuh biji saja untuk melempar jumrah Aqabah. Adapun yang lain cukup anda pungut di Mina. Demikian juga tujuh batu yang akan anda pergunakan untuk melempar jumrah Aqabah pada hari raya, tak mengapa bagi anda untuk memungutnya di Mina.

6. Apabila anda telah tiba di Mina, lakukanlah hal-hal dibawah ini:

a) Lemparlah jumrah Aqabah, yaitu jumrah yang terdekat dari Mekkah, dengan tujuh batu kecil secara berturut-turut sambil bertakbir pada setiap kali lemparan.

b) Sembelihlah kurban jika anda berkewajiban melakukannya dan makanlah sebagian dagingnya, serta berikan sebagian besarnya kepada orang-orang fakir. 
   C)Bercukurlah dengan bersih (gundul) atau pendekkan rambut anda, akan tetapi mencukur bersih lebih utama. Sedang bagi wanita cukup menggunting ujung rambutnya kurang lebih seujung jari. Lebih utama jika ketiga perkara ini dilakukan secara tertib. Namun tak mengapa jika anda dahulukan yang satu dari yang lain.

     Apabila anda telah selesai melempar dan mencukur, berarti anda telah melaksanakan tahallul Awwal, dan selanjutnya anda boleh mengenakan pakaian biasa dan melakukan hal-hal yang tadinya menjadi larangan ihram, kecuali berhubungan dengan istri.

7. Kemudian berangkatlah menuju Mekkah dan lakukanlah thawaf Ifadah, setelah itu lakukanlah Sa’i jika anda melakukan haji Tamattu, atau jika anda melakukan haji Qiran atau Ifrad akan tetapi anda belum melakukan sa’i sebelumnya (setelah tawaf qudum). Setelah itu anda diperbolehkan berhubungan suami-istri (Tahallul Tsani).

Thawaf Ifadah ini boleh di akhirkan pelaksanaannya hingga berlalunya hari-hari Mina, baru kemudian menuju Mekkah setelah melempar seluruh Jumrah.

8. Setelah thawaf Ifadhah pada hari Nahr, kembalilah ke Mina. Bermalamlah di sana pada hari Tasyriq, yaitu tgl. 11, 12, dan 13 dan tidak mengapa jika anda bermalam hanya dua malam saja. Lemparlah ketiga jumrah selama anda menetap dua atau tiga hari di Mina setelah matahari tergelincir.


9. Anda mulai dari Jumrah Ula, yaitu yang jaraknya paling jauh dari Mekkah, kemudian jumrah Wustha (tengah) dan selanjutnya jumrah Aqabah, setiap jumrah dilempar dengan tujuh batu kecil secara berturut-turut sambil bertakbir pada setiap kali lemparan.

Jika anda menghendaki untuk menetap selama dua hari saja, hendaklah anda meninggalkan Mina sebelum matahari terbenam di hari kedua itu (Nafar Awwal). Dan jika ternyata matahari telah terbenam sebelum anda keluar dari batas Mina, maka hendaklah anda bermalam lagi pada malam hari ketiganya dan melempar jumrah pada hari ketiga itu (Nafar Tsani). Lebih utama hendaknya anda bermalam pada malam ketiga tersebut.


Bagi yang sakit atau yang lemah, boleh mewakilkan kepada orang lain untuk melempar jumrah, dan bagi siapa yang mewakili (orang lain), melempar untuk dirinya sendiri terlebih dahulu, kemudian untuk yang diwakilinya dapat dilaksanakan sekaligus dalam satu tempat jumrah.

10. Apabila anda hendak kembali ke kampung setelah menyelesaikan segala amalan haji, lakukanlah thawaf wada’, kecuali bagi wanita yang sedang datang bulan (haidh) dan yang nifas.

 Sumber dan juga bisa download buku panduan haji disini:http://islamhouse.com/id